Minggu, 08 Februari 2009

Bloody Rose (part 1)

Hujan mengguyur kota Tokyo berjam-jam. Tak ada tanda-tanda akan berhenti. Anna yang baru membeli seikat bunga mawar, berhenti sesaat melihat betapa lebatnya hujan di luar sana. Namun, dia kembali berjalan. Membuka pintu toko dan meninggalkan toko bunga tersebut. Tanpa payung, tanpa jas hujan dan barang apapun untuk melindunginya dari hujan yang seakan menusuk-nusuk itu. Rindu... betapa rindunya dia dengan suasana ini. Jatuhnya kelopak-kelopak2 Sakura di bawah guyuran hujan, aroma mawar yang begitu kuat, memberikan sensani tersendiri baginya. Sensani yang membangkitkan kenangan....


>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>


2 years ago,



Hari ini, adalah hari pertama masuk sekolah. Bagi Anna, ini adalah hari istimewa. Ya, hari ini, adalah dimulainya hari-hari menjadi siswi SMU Murasaki Gakuen. Ditambah lagi, hari ini juga hari ulang tahunnya. Begitu senangnya dy karena mendapati hari istimewa doble, dy sampai tidak tidur semalaman. Dan sekarang, setelah siap-siap, dandan, bahkan sudah memakai seragam sekolah, di justru duduk bersandar kasur tempat tidurnya dan tertidur.



"Selamat Ulang Tahun, Anna!"



Anna merasa, mendengar sayup2 suara Jun. Suara ketika Jun masih kecil. Bayangannya kembali ketika mereka masih berusia 10 tahun. Jun memberikan dy seikat bunga mawar buatan dari kertas. Bunga buatan itu, adalah hasil kerja keras Jun semalam suntuk dengan bantuan Ibunya. Dan Anna masih menyimpannya di pojok meja riasnya dengan vas bercorak mawar pula. Entah mengapa, Anna rindu sekali dengan saat2 itu.



"Anna, mau sampai kapan kau tidur?" Tiba-tiba, terdengar suara Jun di belakang Anna. Seketika Anna terbangun. Kelopak bunga mawar berterbangan di sekitarnya. Gadis itu menoleh ke belakang. Ternyata, jendela kamarnya terbuka dan Jun duduk di atas kasurnya. "Ju,ju,ju,ju,ju, JUN!!!" Anna gelagapan dan wajahnya seketika memerah. Dy menunjuk Jun dengan ekspresi tak percaya dan kaget.


"Kenapa?" Tanya Jun dengan datar.

"Kenapa? Kamu bilang KENAPA?!"

"Bukannya tiap pagi memang begini?"

"Tapi.... Tapi...."


Belum Anna menyelesaikan kata2nya, Jun menunjukkan ke arah jam dinding. Anna terdiam. Kali ini, dia mengalihkan pandangannya ke jam dinding, "KYAAAAA!!!!! JAM 8!!!!!" Dia menjerit panik. Disambar tas miliknya dah dy langsung lari ke menuju dapur untuk melahap roti yg baru dipanggang Oka-san.

Sedangkan Jun, dengan cueknya, loncat dari kamar Anna yg ada di lantai dua ke bawah dan berdiri di depan pintu, menunggu Anna membuka pintu dengan panik dan mengejar gadis itu. Kebiasaan tiap pagi yang tidak pernah berubah. Yah, tiap pagi. Jun datang seraya membawa kelopak bunga mawar untuk diterbangkan ke kamar Anna. Sedangkan si pemilik kamar teriak kaget, lalu bersiap-siap dengan panik. Sedangkan Jun sebagai "jam weker", loncat ke bawah dan menunggu manis gadis itu keluar dengan tampang panik.

* * *

"Sepertinya, masa SMU-pun, kamu tetap akan dibayangi oleh Jun, yah," Kata Erika, teman Anna sejak kecil seraya menunjuk Jun yang duduk dengan santai di dekat jendela. Anna menghela nafas panjang, "Hhh... masa2 SMU-ku pun kembali kelam, dech. Masa' sampai di SMU-pun, aq harus bersama Jun, sich!" Omelnya kesal. Erika tertawa kecil, "Keep smile, Anna. Jangan marah2 mulu, dong. Kamu musti gembira. Hari ini kan kamu ulang tahun! Masa' ultah cemberut, sich,"

Erika berusaha untuk mencairkan suasana, mengingat dy-lah "pelaku" yg mengingatkan Anna bahwa Jun-pun tahun ini satu sekolah dengannya dan satu kelas (laghi). Tapi, Anna tetap cemberut.

Anna melirik ke arah Jun, "Tapiii... aku heran dengannya,"

"Heran kenapa?"

"Dy kan malesnya setengah mati. Tapi, kalo soal bangun pagi, kok rajin, yah?"

"Hmm... bener jugha. Tapi, kalo hari Minggu, males jugha kan? Bangunnya molor gitu,"

"Itulah yg bikin aq heran. Padahal, kalo di sekolah, kerjaannya tidur mulu,"

Erika hanya memberi isyarat, "Entahlah"

* * *

Hari semakin senja. Anna berjalan sendiri menyusuri tepian sungai saat perjalana pulang. "Cih, kalo begini, baru dy ngga ikut," Umpatnya. Namun, hal itu, tidak merusak moodnya untuk menikmati angin sore yang sejuk. Tiba-tiba, di melihat kelopak bunga2 mawar berterbangan di balik kelopak bunga sakura yang berjatuhan. "Eh?" Masih kaget, kemudian, dia merasa ada sekelbat bayangan di belakangnya. Spontan Anna menghadap ke belakang. Tak ada siapapun. Tapi, Anna yakin, itu bukan imajinasinya. Apalagi, sebagian kelopak mawar itu, jatuh di sekitarnya.

"Eh, katanya, pembunuh bayaran misterius itu kemarin berhasil membunuh lagi, lho,"

"Wah, hebat! Siapa yang berhasil dy bunuh?"

"Itu tuch, pengusaha Tachibana Group,"

"Kakkoi!!!"

Anna tersentak mendengar percakapan 2 siswi SMP yang baru saja lewat. "Pembunuh itu laghi?"

Pembunuh yang dimaksud itu, adalah pembunuh bayaran yang sedang gencar2nya dibicarakan di kota. "Bloody Rose" pembunuh bayaran misterius yang selalu berhasil mengincar "mangsa"nya. Menurut pihak kepolisian dan saksi2, di sekitar korban, selalu terdapat kelopak mawar. Pembunuhan selalu rapih tanpa bisa ditembus oleh kepolisian untuk mengetahui siapa pelakunya. Itulah mengapa, oleh masyarakat, ia dijuluki "Bloody Rose".

Yang membuat Anna tersentak, kelopak bunga, adalah trade mark Jun bila datang ke kamarnya. Kalau mulai membicarakan itu, biasanya, Anna akan berkata, "Aku selalu dikelilingi kelopak mawar, buktinya masih sekarang masih idup, tuch,"

Entah kenapa, kali ini, Anna mulai curiga, "Ah, nggak mungkin. Kelewat kebetulan,"

***

Midnight,

"Waduuuuhhh..... bisa2nya Yuna kelupaan beli camilan bwt pajamas party. Toko 24 jam kan jauh dari sini!" Keluh Anna seraya berlari menyusuri jalanan. Namun, dy masih melewati perumahan yang sepi, belum memasuki tengah kota. Suasana di sekitar tampak sepi. Sebenarnya, dy sering mendengar bahwa ada kasus pemerkosaan di sekitar perumahan tersebut. Tapi, karena lebih fokus ke belanjanya dan juga saat ini sudah tengah malam, dy memilih untuk potong jalan lewat perumahan sepi itu.

Tiba-tiba, terdengar suara derap langkah kaki. Lebih tepatnya, di area pertigaan. Ketika Anna ada di sana, dy menabrak seorang pria paruh baya yang mukanya keliatan banget kalo dy om2 mesum.

"Ma...Maa..." Belum selesai Anna bicara, mendadak, dy disandera oleh om2 itu. Tangan kiri om2 itu memegang erat kedua pergelangan tangan Anna. Sedangkan tangan kanannya, memegang sebilah pisau, "Diam!" Ujar2 om2 itu.

Anna bengong bercampur kaget, "Pe...pemerkosaan!!! Haduuuhhh!! Aq nggak mau jadi korbannya!!!" Jerit gadis itu dalam hati.

Di sekitar Anna, di antara kelopak2 bunga Sakura, muncul kelopak bunga mawar yang berterbangan. "Bloody... Rose??!!" Anna kini diam. Terdengar langkah2 kaki yang begitu halus. Perlahan, terlihat bayangan. Bayangan seorang pria dengan kostum ninja lengkap.

"Jangan mendekat, atau gadis ini akan mati!" Teriak om2 itu. Terdengar suara pisau yang bersinggungan dengan sesuatu. Pisau itu jatuh. Dan secara tepat, sebuah jarum melewati Anna dan menusuk tepat di dada om2 tadi. Om2 itu ambruk.

Belum sadar dengan situasi yang terjadi, Anna malah dibawa naik ke atas salah satu atap rumah. Di atap rumah, dalam posisi masih digendong, Anna menebak, "Kamuuuu...."

Jari telunjuk Bloody Rose menempel di bibir Anna, "Sssttt...."

Anna diam membisu. Dy hanya memandang mata pria itu. Tatapan itu... begitu familiar baginya. Namun, entah mengapa tampak lebih dalam. Sangat dalam, hingga seakan merasuk dalam hati. Dan tanpa disadari, suasana di sekitar perlahan berubah menjadi gelap.

Anna pingsan.



Friendster Layouts

4 komentar :

  1. Fauzia Ramadhanti mengatakan...

    sepertinya ada paragraf yg mempunyai dialog dua tokoh dalam satu paragraf

    contoh:
    "Sepertinya, masa SMU-pun, kamu tetap akan dibayangi oleh Jun, yah," Kata Erika, teman Anna sejak kecil seraya menunjuk Jun yang duduk dengan santai di dekat jendela. Anna menghela nafas panjang, "Hhh... masa2 SMU-ku pun kembali kelam, dech. Masa' sampai di SMU-pun, aq harus bersama Jun, sich!" Omelnya kesal. Erika tertawa kecil, "Keep smile, Anna. Jangan marah2 mulu, dong. Kamu musti gembira. Hari ini kan kamu ulang tahun! Masa' ultah cemberut, sich,"

    liat aja, dialog antara Anna dan Erika ada dalam satu pargarph. Aq diajarinnya jgn gtu sih... ktanya bisa membingungkan pembaca...

    nggak tahu deh pokoknya...
    jgn salah paham, ya....

  2. Fauzia Ramadhanti mengatakan...

    cerita eri bgs kok...

  3. Eri Fin DinaShia mengatakan...

    Nggak, kok. Eri jugha pernah diajarin. Wkwkwkwkw...
    Biasaaa.... keluar dari aturan =P Coz, aq udah keseringan gituh. Tampil beda, gpp, dong =D *disambit penulis2 pro*

  4. Fauzia Ramadhanti mengatakan...

    hehehehehehe...