Sabtu, 07 Februari 2009

In The Raining Day...

Kulangkahkan langkahku ke arah klub berkebun. Hujan masih turun dengan derasnya, Tapi masih saja kaki ini kupaksakan maju.

Beberapa saat kemudian, sampailah aku ke sebuah gedung kecil. Di depannya terdapat sepetak tanah yang sudah agak becek dan berantakan. Ini pasti karena hujan turun sederas ini. Aku lalu masuk ke dalam gedung kecil yang sudah agak tua. Teman-teman sekelasku bilang, gedung ini sebentar lagi akan runtuh. Kuakui, gedung ini memang sudah tua. Bila kau memasuki gedung ini, akan tercium bau kayu tua. Tidak bau, tapi bila kau mempunyai hidung yang sensitif, itu sudah mampu membuatmu bersin.

Ketika aku masuk, tampak seorang laki-laki yang sebaya denganku duduk dengan santai di meja tempat berkumpul anggota klub berkebun. Sepertinya ia sedang asyik membaca buku yang kupikir itu cukup mencurigakan.

"Yuu Segawa! Sedang apa kamu?!" Tanyaku kasar sambil merebut buku itu. Laki-laki bernama Yuu itu menoleh ke arahku tanpa ada rasa terkejut pun di wajahnya. Malah sepertinya dia santai-santai saja.

"Buku apa? Lucu kamu bertanya begitu, lho, Kishii...,"Jawabnya santai, seakan mengejek.

"Aku curiga kamu membaca majalah porno!"

"Gimana kalau aku membaca yang seperti itu? Apa kamu akan menuntutku?"

"Tidak, hanya saja, anak seumuran kita tidak bisa membaca yang seperti itu."

"Hah, sudah kuduga kamu akan berbicara seperti itu Maiko Kishii. Sini, kembalikan bukuku. Itu bukan buku porno, itu buku tentang motor. Motor Harley!"Direbutnya buku itu. Sedetik kemudian ia menunjukkan isi buku itu. Dan dia memang benar, buku itu bukan buku porno.

Untuk berapa lama kami terdiam. Dia asyik membaca buku, sedangkan aku memandang ke luar jendela. Menunggu hujan berhenti. Tapi, itu sangat menjemukan, jadi aku duduk dan mengeluarkan buku pr ku dan membuat pr. Hal itu berlangsung lama sampai akhirnya aku merasa capek sendiri dan memulai pembicaraan.

"Hei Segawa. Mana yang lain?"

"Mana kutahu. Paling karena hujan, tidak ada yang masuk hari ini. Mereka bosan karena kita tidak melakukan apa-apa," ujarnya santai sambil tetap membaca buku Harley-nya.

"Buku itu menarik, ya?"Tanyaku asal.

"Oh, sangat. Tapi sepertinya tidak menarik untukmu Kishii. Kamu kan cewek."

"Ya, memang sih. Kamu sedang tertarik, ya baca begituan?"

"Ya, begitulah." Ia lalu melanjutkan."Aku kemarin melihat ulasannya di TV dan kupikir itu keren sekali. Saat aku mampir ke perpustakaan aku melihat bukunya, jadi aku pinjam."

Aku mendekati Yuu dan kulihat isi buku itu. Yuu benar, motornya keren sekali. Mataku tak berkedip melihatnya. Ada yang merah, biru, dan hitam mengkilap.

"Wah, keren!"Kataku.

"Benar kan?"

"Iya."

"Tapi harganya mahal. Aku tidak mungkin bisa membeli yang seperti itu."

"Iya juga. Ini bisa mahal sekali." Aku menjauh darinya. Kulihat hujan sudah berhenti. Kutarik lengan bajunya.

"Ayo, kita bekerja sekarang!"Ajakku.

***

"Maiko Kishii. Bisa ibu bicara denganmu sebentar?"

Kulihat Bu Haruka di ambang pintu kelasku. Aku penasaran sekali apa yang akan dibicarakannya, jadi aku pun mendekatinya.

"Kishii, Ibu ada berita bagus untukmu."Bu Haruka tersenyum. Cantik.

"Berita apa?"

"Pak Kepala Sekolah benar-benar terkesan dengan karya klub berkebun bulan lalu. Itu, saat kalian membuat tanah kosong yang ada di dekat halaman sekolah menjadi taman bunga. Ingat?"

"Iya. Tentu saya ingat, Bu. Lalu, ada apa, ya Bu?"

"Pak Kepala Sekolah mendaftarkan kalian ikut ke kontes menghias kebun se-Jepang khusus anak SMA. Hadiahnya lumayan! Lima puluh Juta Yen!"

"Apa? Hadiahnya sebesar itu?"

"Iya. Jadi, kalau kalian menang, kan lumayan. Nah, kalau kamu tertarik bicarakan ini dengan anggota klub berkebun yang lain. Sayang sekali kalau kalian melewatkannya. Ibu permisi dulu."

Saat Bu Haruka pergi, jantungku masih tidak tenang. Lima puluh juta Yen? Semua orang tahu, itu bukan jumlah yang sedikit!

Lima puluh juta Yen...

Pikiranku melayang pada motor Harley yang ada di buku Harley.

***

"Lima puluh juta...?"

Yuu terdiam sementara semua anggota yang lain terdiam.

"Ulangi lagi, lima puluh... juta?"Tanya Asou tak percaya. Aku mengangguk.

"Wah, dengan uang sebesar itu, kita bisa merenovasi gedung ini dong?"Ujar Chika ceria.

"Bisa beli motor Harley!" Teriak Yuu. Semua menoleh ke arah Yuu, merasa aneh.

"Hey, Yuu! Kamu ini gimana? Apa hubungannya dengan motor Harley?"Tanya Asou aneh.

"Maksudku, kita bisa beli motor Harley untuk keperluan klub,"katanya.

"Keperluan klub?"Tanya Mie.

"Iya, jadi kita bisa beli motor itu untuk mengangkut barang-barang keperluan klub,"Jelas Yuu.

"Benar juga." Asou mengangguk."Dengan uang sebanyak itu, kita bisa dapat semuanya. Motor Harley-kan besar. Kita bisa beli yang bekas. Harganya mungkin sekitar 10 juta. Pak Kepala Sekolah mungkin setuju."

"Oke, jadi kita harus menang, ya!"Kataku.

"IYAAAAA!!!" Teriak semua anak.

***

Hari ini lelah sekali. Sudah 1 bulan aku pulang dalam keadaan capek berat seperti ini. Mana tanganku lecet-lecet karena berkebun di sekolah tadi. Berat sekali rasanya. Aku merebahkan diri di atas tempat tidur.

Tadi, di sekolah, Yuu kelihatan bersemangat sekali. Mungkin karena semangatnya untuk mendapatkan hadiah uang itu sedang meluap-luap, ya?

Aku bangkit dari tempat tidur. Lalu ganti baju. Dari tadi pikiranku melayang tentag Yuu dan impiannya mendapatkan motor Harley. Ah, memang asyik kalau punya impian.

Di atas meja belajarku, terpampang sebuah sketsa. Itu adalah sketsa hiasan pada kebun bunga yang akan kami tanami. Waktu yang di berikan adalah 3 bulan. Berarti tinggal 2 bulan lagi. Foto kebun akan dikirim lewat pos dan kita lihat hasilnya.

Di luar, hujan turun dengan derasnya.
Aku tersenyum. Membayangkan wajah Yuu bila kami menang kontes itu. Seketika aku tersadar. Apa yang aku lakukan?

Kok aku jadi memikirkan Yuu? Aku terdiam dengan wajah memerah. Terus seperti itu sampai tiba-tiba mama memanggilku.

"Maiko... di luar ada temanmu. Ah, namanya Segawa!" Panggil mama.

Segawa? Berarti Yuu? Ah, kenapa aku jadi deg-degan begini, sih?

Aku kemudian pergi ke pintu depan. Ternyata, Yuu tidak ada di ruang tamu, jadi kucari ke teras, dan dia ada di sana! Tubuhnya basah kuyup.

"Ada apa?" Tanyaku biasa, padahal dalam hati, hatiku berdebar-debar kencang antah mengapa.

"Kishii... sepertinya...,"wajah Yuu kelihatan lesu. Sepertinya dia mendapat masalah.

"Ada apa?"

"Kebun kita... kebun kita... dihancurkan orang." Ia memberikan sebuah ember dari tangan yang sejak tadi ia sembunyikan di belakang tubuhnya. Ember itu kotor. Kumal.

"HAH?!" Aku berteriak histeris. Kuambil ember itu dari tangannya. "Siapa yang tega begini?"

Kulihat wajah Yuu tak kalah sedihnya dari aku. Inginku hibur wajah itu. Tapi...



To Be Continue...




Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]

2 komentar :

  1. Eri Fin DinaShia mengatakan...

    "BISA BELI MOTOR HARLEYYY!!!"

    Hmph, BUWAHAHAHAHAHAH.... gila, lucu banget. Kalo beneran ada anak cowok bereaksi kaya' gitu, ketawa guling2 aq XD~~

    Nice Job, Minmy ;3

  2. Fauzia Ramadhanti mengatakan...

    Mungkin bntar lagi aq bkin lanjutannya.. >.<
    sbnrnya ini langsung aq tulis tanpa ada cttn atw draft dulu jadi idenya langsung keluar begitu saja... aneh bgt kan??? >.<